Sabtu, 21 Desember 2013

PERANAN IRIGASI DI BIDANG PERAIRAN



PAPER
PERANAN IRIGASI DI BIDANG PERAIRAN

Menurut sejarah, peradaban manusia telah mengikuti perkembangan irigasi. Kekunoan irigasi tercatat dengan baik dan secara tertulis dalam sejarah umat manusia. Kerajaan-kerajaan besar di berbagai belahan bumi pada zaman sebelum masehi, telah menunjukkan peranan irigasi dalam membuat kerajaan tersebut menjadi kerajaan besar. Seperti peradaban di lembah Sungai Shindu dapat dilihat pada kota Mohenjo-Daro dan Harappa yang telah menerapkan irigasi untuk menunjang hasil pertanian. Mereka telah berhasil membuat pengairan yang baik, mereka membuat waduk dan saluran-saluran untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan-lahan pertanian.
Tekanan kehidupan dan kebutuhan untuk penyedian tambahan makanan telah memerlukan suatu pengembangan irigasi yang pesat di seluruh dunia. Kemajuan ilmu dan teknologi senantiasa memperluas batas-batas yang dapat dicapai dalam bidang keirigasian. Manusia mengembangkan ilmu alam, ilmu fisika dan juga hidrolika yang meliputi statika dan dinamika zat cair. Semua ini membuat pengetahuan tentang irigasi bertambah lengkap.
Pengertian irigasi secara umum adalah pemberian air ke suatu tempat tertentu dengan maksud untuk menunjang pertanian. Namun pada perkembangannya irigasi tidak terbatas pada kepentingan pertanian saja. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya.
Selain untuk pertanian, irigasi juga sangat diperlukan untuk kebutuhan perikanan. Penataan jaringan irigasi yang baik sangat menunjang untuk mendapatkan kapasitas dan kualitas air yang diperlukan untuk pemeliharaan ikan. Budidaya perikanan dalam tambak membutuhkan pengairan yang baik sehingga irigasinya harus benar-benar diperhatikan seperti halnya irigasi untuk pertanian. Jaringan irigasi tambak merupakan suatu jaringan irigasi yang dipergunakan untuk menyediakan dan mengatur air yang masuk ke dalam tambak secara teknis dan sistematis.
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data dari World Vector Shoreline, United State Defense Mapping Agency tahun 2001, Indonesia memiliki 17.504 pulau, lautnya sangat luas dan memiliki garis pantai mencapai 95.151 km. Indonesia memiliki potensi sumber daya laut dan pantai yang sangat besar. Namun potensi tersebut memberi tantangan yang besar yaitu bagaimana dapat memanfaatkannya secara optimal.
Budidaya perikanan merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya air laut. Budidaya perikanan dalam tambak menjadi salah satu cara yang sangat potensial, yaitu usaha memanfaatkan air laut untuk dialirkan dalam petak-petak tambak yang dibuat didarat dan selanjutnya dipelihara benih ikan atau udang di dalam petak-petak tambak tersebut. Hasil dari budidaya ini apabila dimanfaatkan secara optimal akan memberikan hasil yang sangat menguntungkan.
Dengan semakin berkembangnya usaha budidaya tambak baik untuk ikan maupun udang yang membutuhkan persyaratan kualitas dan kapasitas air yang baik, maka perlu adanya perbaikan sistem irigasi berdasarkan studi yang lebih terperinci mengenai kondisi fisik daerah yang menyangkut masalah sistem tata airnya. Dengan pengetahuan ini maka perencanaan jaringan irigasi tambak dapat dilakukan dengan baik dengan sasaran utama mendapatkan kualitas air yang baik bagi petak-petak tambak. Kemudian selanjutnya karena daerah pertambakan ini sudah berkembang maka pengembangan jaringan irigasi ini harus dilihat dari berbagai pertimbangan baik dari segi fisik maupun sosial ekonomi daerah yang bersangkutan.
Perencanaan jaringan tata saluran untuk tambak dan irigasi pasang surut memerlukan banyak pemahaman tentang fenomena hidrolika pasang surut. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh gelombang pasang surut pada sistem tata saluran yang direncanakan. Gerakan pasang surut yang terjadi dimuara sungai menjalar kearah hulu sungai dan pengaruhnya dapat mencapai jarak yang cukup jauh tergantung dari kelandaian saluran dan fluktuasi pasang surut. Selain pengaruh pasang surut, hal yang perlu diperhatikan adalah masalah instrusi air asin dan keasaman yang tinggi.
Karena perhitungan hidraulika untuk aliran yang dipengaruhi oleh pasang surut ini sangat rumit dan butuh waktu yang panjang, maka perlu dibuat suatu model matematik untuk menyelesaikannya. Penggunaan model matematik telah berkembang dalam perencanaan jaringan tata saluran di daerah pasang surut dan estuari. Dengan model ini akan didapat fluktuasi muka air, kecepatan aliran, debit sebagai fungsi waktu dan jarak sepanjang sistem tata saluran yang direncanakan dalam waktu yang sangat cepat.
Secara umum pengertian irigasi adalah pemberian air kepada tanah dengan maksud untuk memasok lengas esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hansen, dkk, 1990). Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/1982 Ps. 1, pengertian irigasi, bangunan irigasi, dan petak irigasi telah dibakukan yaitu sebagai berikut :
·         Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.
·         Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian pemberian dan penggunaannya.
·         Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
·         Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.
Dari butir-butir pengertian tentang irigasi dan jaringan irigasi tersebut di atas kemudian dapat disusun rumusan pengertian irigasi sebagai berikut :
“Irigasi merupakan bentuk kegiatan penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaan air untuk pertanian dengan menggunakan satu kesatuan saluran dan bangunan berupa jaringan irigasi”.
Dalam cakupan pengertian pengembangan irigasi berkelanjutan (sustainable irrigation development), pengertian pertanian harus diartikan bukan hanya pertanian tumbuhan dan tanaman pangan, tetapi mencakup pertanian ternak dan ikan (perikanan).
Dalam pekerjaan perencanaan suatu sistem jaringan irigasi tambak pasang surut diperlukan berbagai bidang ilmu pengetahuan yang saling mendukung demi kesempurnaan hasil dari perencanaan. Bidang ilmu pengetahuan itu antara lain ilmu irigasi, ilmu tentang pasang surut, rekayasa tambak, hidrologi, hidrolika, bangunan air, dan rekayasa lingkungan untuk menganalisis dampak lingkungan akibat pembangunan jaringan irigasi tersebut.
Untuk menunjang proses perencanaan jaringan irigasi tambak pasang surut ini perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan spesifikasi-spesifikasi yang akan menjadi acuan dalam perencanaan tersebut. Berbagai teori dan rumus-rumus dari berbagai studi pustaka sangat diperlukan, terutama untuk pengolahan data dan untuk membuat desain rencana.
Irigasi pasang surut merupakan suatu tipe irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang surut air laut. Areal yang dimanfaatkan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang surut air laut. Air genangan yang berupa air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat masam dan akan dibuang pada saat air laut surut.

Referensi:
1.      Sidabutar, J. R. 2012. Perencanaan Pengelolaan Irigasi Tambak. Diakses dari http://eprints.undip.ac .id pada tanggal 25 April 2013.
2.      Direktorat Pengairan dan Irigasi. 2010. Irigasi. Diakses dari http://www.bappenas.go.id pada tanggal 25 April 2013.
3.      Sugeng, R. 2011. Teknik Irigasi. Diakses dari http://lecture.ub.ac.id pada tanggal 25 April 2013.

Tidak ada komentar: