Sabtu, 28 Mei 2011

Penggunaan Indeks Hayati Untuk Mengukur Kualitas Perairan Pulau Unggeh

http://www.google.co.id
PENDAHULUAN



Latar Belakang
Lebih kurang tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup air. Dari segi ekosistem kita dapat membedakan air tawar, air laut, dan air payau seperti terdapat di muara sungai yang besar . dari ketiga ekosistem perairan tersebut , air laut dan air payau merupakan bagian yang terbesar yaitu lebih dari 97%
(Barus, 2004).
Letak geografis perairan Nusantara pada daerah tropis dengan penyinaran matahari yang berlangsung sepanjang tahun menjadi kekuatan tersendiri bagi hampir setiap propinsi di Indonesia, yaitu negara bahari terbesar di dunia. Secara biologis, keadaan ini menjadi faktor fisik utama dalam kesesuaian lingkungan perairan laut dangkal dalam pembentukan terumbu karang. Sumatera Utara yang memiliki garis pantai sepanjang 1.300 km dengan lebih dari 400 pulau kecil sebenarnya masih memiliki potensi ekologi terumbu karang yang mendukung sumber daya lain seperti pangan, obat-obatan, bioteknologi dan perikanan yang cukup besar. Meskipun terdapat beberapa daerah di pantai barat Sumatera Utara yang mengalami kerusakan ekosistem yang cukup parah seperti perairan Sibolga, ternyata di sisi lain ada beberapa lokasi penyelaman yang masih alami dan siap menanti para peneliti dan pecinta surga bawah laut. Berkunjunglah ke Pulau Putri, Pulau Talam, Pulau Situngkus, Pulau Mursala, Pulau Ungge, Kepulauan  Nias, perairan Mandailing Natal, Barus, bahkan di pantai timur juga terdapat Pulau Berhala. Beberapa dari pulau-pulau kecil ini merupakan pulau tanpa penghuni dan memiliki keajaiban tersendiri, sehingga sangat dihormati oleh masyarakat sekitar secara adat dan spiritual. Keindahan biota-biota bawah laut pulau-pulau kecil ini juga sangat membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah pusat dan daerah, supaya kelestariannya tetap terlindungi (http://www.coremap.or.id).
Dari sudut pandang ekologi, wilayah keairan tidak mengalir merupakan wilayah dengan ekosistem yang tertutup ( misalnya danau ). Sebagian besar komponen pendukung ekosistem danau tersebut merupakan komponen dengan sirkulasi yang tertutup . Sistem ini memperoleh komponen pendukung dari air tanah , air permukaan yang masuk , dan udara. Sedangkan wilayah keairan mengalir merupakan suatu ekosistem yang terbuka dengan factor dominan adalah aliran air ( konold & Schutz, 1996).
Ekosistem air sebagian bagian dari sumber daya alam juga tidak luput dari segala segi negatif yang timbul. Pemanfaatan air oleh manusia berpengaruh terhadap keadaan fisika dan kimianya. Sebagai akibatnya, ekosistem air sebagai habitat berbagai jenis jasad air mengalami perubahan yang sangat tajam. Telah banyak dilaporkan tentang kerusakan ekosistem air berbagai negara, baik berupa sungai maupun danau yang terutama diakibatkan oleh kegiatan manusia. Kerusakan pada daerah aliran sungai yang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia seperti untuk lahan pertanian, industri, dan pemukiman telah menimbulkan krisis fluktuasi yang terjadi sebagai akibat aliran air tidak stabil (Barus, 2004).
Dari sudut pandang ekologi, secara umum wilayah sungai juga dapat dimasukkan ke dalam bagian wilayah keairan. Baik wilayah keairan diam (tidak mengalir). Wilayah keairan tidak mengalir dan wilayah keairan dinamis (mengalir). Wilayah keairan tidak mengalir misalnya danau, telaga, embung, sungai mati, anak sungai yang mengalir hanya pada musim penghujan, rawa dan lain-lain.adapun yang temasuk wilayah keairan yang dinamis atau mengalir adalah sungai permukaan, sungai bawah tanah, laut dengan arus lautnya, dan lain-lain (Maryono, 2005).

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kualitas suatu perairan dengan menggunakan indeks hayati dan untuk mengetahui jenis plankton-plankton yang terdapat di suatu perairan, serta untuk mengetahui klasifikasi plankton yang didapat di perairan tersebut.

Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test di Laboraturium Planktonologi Fakultas Pertanian USU.







TINJAUAN PUSTAKA


Plankton
Adapun pembagian plankton menurut plankton tersaring pada plankton net adalah megaplankton berukuran 20 – 200 cm, macroplankton berukuran 2 – 20 cm, mesoplankton berukuran 0,2 – 20 mm, microplankton berukuran 20 – 200 µm
Nanoplankton berukuran 2,0 – 20 µm dan picoplankton berukuran 0,2 – 2 µm (Castro & Huber, 2001).
            Plankton adalah organisme yang sangat kecil yang hidupnya melayang dengan dipengaruhi arus. Plankton juga dibagi menjadi phytoplankton yaitu organism plankton yang bersifat tumbuhan dan zooplankton yaitu plankton yang bersifat hewan. Berdasarkan siklus hidupnya terbagi menjadi holoplankton yaitu plankton yang seluruh hidupnya bersifat planktonik dan meroplankton yaitu plankton yang hanya sebagian hidupnya bersifat planktonik. Berdasarkan habitat hidupnya plankton terdiri atas haliplankton yaiu plankton yang hidupnya di habitat laut, serta limnoplankton yaitu plankton yang hiup di air tawar. Selain itu pembagian plankton juga berdasarkan ukuran tubuhnya yaitu makroplankton dengan ukuran tubuh > 500 µm, mikroplankton dengan ukuran tubuh 20 – 200 µm, nanoplankton dengan ukuran tubuh 2 – 20 µm dan ultraplankton dengan ukuran tubuh < 2 µm, selain itu ada juga megaloplankton yang ukuran diameter tubuhnya 2 m. Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang akan mempengaruhi tingkatan trofik perairan tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi populasi plankton adalah ketersediaan nutrisi di suatu perairan . unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi phytoplankton dan proses ini akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas perairan Pengambilan sampel plankton dari suatu ekosistem air dilakukan dengan menggunakan plankton net yang mempunyai ukuran jaring tertentu (Barus, 2004).
            Organisme pelagis dibagi sesuai dengan seberapa baik mereka bisa berenang. Beberapa organisme laut yang disebut plankton yaiu organisme yang lemah dan terbawa oleh arus dan dibawa dari tempat ke tempat plankton istilah berasal dari kata Yunani yaitu drifters . Alga planktonic dan autotrof lainnya secara kolektif disebut phytoplankton an merupakan produsen utama yang paling penting dalam ekosistem laut. Plankton heterothrophics disebut zooplankton plankton juga dapat dibagi berdasarkan ukuran (castro & huber, 2005).
            Phytoplankton dapat dikatakan sebagai pembuka kehidupan di planet bumi ini, karena dengannya phytoplankton memungkinkan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya ada di muka bumi. Phytoplankton diketahui hidup di muka bumi jauh sebelum manusia ada , beberapa ratus juta tahun yang lalu. Dengan sifatnya yang autotrof mampu berubah hara anorganik menjadi bahan organik dan penghasil oksigen yang sangat mutlak diperlukan bagi kehidupan makhluk yang lebih tinggi tingkatannya. Dilihat dari daya reproduksi dan produktivitasnya , maka phytoplankton mempunyai produktivitas yang jauh lebih tinggi tingkatannya. Sehubungan dengan penghasil oksigen dan daya reproduksi tersebut, maka lautan yang luasnya mencapai dua per tiga dari phytoplankton dapat dikatakan sebagai hutan lebat karena keberadaan phytoplankton tersebut, lautan dapat dikatakan sebagai paru – paru dunia. Phytoplankton juga berperan sebagai produsen tingkat pertama yang ada di seluruh badan air di muka bumi ini (Isnansetyo & Kurniastuty,1995).
Phytoplankton merupakan produsen utama dalam epipelagis. phytoplankton yang paling banyak adalah cyanobacteria dan berbagai kelompok protistan  dan nanoplankton pico, termasuk coccolithophorids, cryphytes dan silicoflagellates (castro & huber, 2001).
Phytoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan penting dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisma lainnya yang berperan sebagai konsumen dimulai dengan zooplankton  dan diikuti kelompok organisme lainnya  yang membentuk rantai makanan. Dalam ekosistem air hasil dari fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton bersama dengan tumbuhan air lainnya disebut sebagai produktivitas primer. Phytoplankton hidup terutama pada lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis (Barus,2004).
Kelompok zooplankton yang banyak terdapat di ekosistem air adalah dari jenis Crustwceae (Copepoda dan Cladocera) serta Rotifera. Rotifera umumnya mempunyai ukuran tubuh yang terkecil, di tandai dengan terdapatnya organ cyliatoris yang disebut corona pada bagian anterior tubuh. Cladocera mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan rotifera dan dapat mencapai ukuran maksimal 1-2 mm, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang pada sampel air. Copepoda juga merupakan kelompok zooplankton yang memepunyai ukuran tubuh yang mirip dengan Cladocea. Pengaruh kecepatan arus terhadap zooplankton jauh sedikit lebih kuat dibandingkan pada phytoplankton. Oleh karena itu umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus yang rendah serta kekeruhan air yang sedikit . di samping itu temperatur yang relatif hangat sangat mendukung keberadaan phytoplankton (Barus, 2004).
Zooplankton sangat sedikit herbivora dan mereka yang makan phytoplankton juga memakan zooplankton lainnya sesekali . spesies zooplankton kebanyakan terutama karnivora dan tidak memakan phytoplankton sama sekali . mungkin mengakibatkan sebuah karnivora pakan langsung pada zooplankton herbivora dan dengan demikian menuai produksi phytoplankton dengan hanya langkah menengah atau tingakat trofik dalam jaring makanan
(Castro & Huber,2011).
           
Perairan
Air laut merupakan perairan yang memiliki salinitas antara 34% - 35% dan memiliki kestabilan linkungan yang tinggi . permukaaan laut menduduki 71% dari seluruh permukaan bumi dan linkungan air laut merupakan lingkungan yang homogen dan mantap. Berdasarkan bentuk dasar laut dan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4 yaitu, continental shelf dengan kedalaman sekitar 150 – 200 m, continental slope dengan kedalaman  > 3000 m, continental rise dan abysal plain dengan kedalaman 3000 m – 5000 m. Selain itu pembagian wilayah perairan lat berdasarkan penetrasi cahaya yaitu euphotic zone dengan kedalaman 200 m, transition zone, aphotic zone. Walaupun di laut tidak terdapat pohon, hutan, atau padang rumput tetapi banyak sekali phytoplankton yang dapat berlaku sebagai produser primer dan merupakan penyokong kehidupan utama tingkat trofik lebih tinggi lainnya , baik yang hidup di laut maupun di darat.    Sebagai contoh , 50 – 70% oksigen yang dihirup manusia adalah produk dari fotosintesis phytoplankton laut. Oleh sebab itu , kebersihan laut harus dijaga dan laut harus dilindungi dari pencemaran (Suwignyo, et al, 2005)
Manfaat sumber daya air sesuai dengan kebutuhannya yang dapat dibedakan sebagai berikut :
a.              untuk kebutuhan domestik, penduduk yang bertempat tinggal di perkampungan atau desa  memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai tempat pembuangan limbah. Pilihan lainnya untuk mendapatkan air bersih adalah dari sumur. Sebagian dari penduduk di perkotaan mendapatkan sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dari instansi air minum, sumur dan juga sungai yang mengalir diperkotaan.
b.             Untuk kebutuha pertanian, untuk mengairi sawah dan ladang umumnya digunakan air sungai, air danau dan air irigasi serta air hujan. Sisa air yang tak terambil oleh tanaman akan menguap, masuk ke dalam tanah menjadi air tanah dan masuk ke dalam aliran air sungai.
c.              Untuk industri, air dibutuhkan di berbagai  industri sebagai penunjang proses industri, misalnya untuk pemanasan atau pendinginan mesin-mesin industri serta juga sebagai komponen yang dibutuhkan untuk proses produksi industri yang terletak dekat aliran sungai umumnya mengambil kebutuhan airnya dari sungai dan membuang limbahnya ke dalam sungai.
d.             Untuk perikanan, rekreasi dan lain-lain, untuk perikanan dan lain-lain dapat memanfaatkan air sungai, air danau, air payau dan air laut sesuai dengan kebutuhan habitat dari organisma air tertentu (Barus, 2004).
Kebutuhan air baku untuk sistem instalasi tidak hanya berasal dari air tanah tetapi juga akan memanfaatkan pasokan air laut yang telah mengalami perlakuan. Daerah pantai telah dikenal sebagai hulu penampungan segala macam limbah baik industri , rumah tangga dan peternakan atau pertanian . oleh karena itu diperlukan suatu pemantauan kualitas linkungan air laut secara mikrobiologi karena kemungkinan mengandung sejumlah pembawa virus, bakteri, jamur, yang sebagian besar bersifat patogen ( Karliana, 2009).
Penurunan kualitas biologi pada perairan sungai akan mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan seperti sanitasi dan kesehatan masyarakat di sekitar aliran sungai semakin rendah. Buruknya sanitasi dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit infeksus seperti diare, dysentri , colera. Penurunan kualitas perairan juga dapat menyebabkan kematian biota air seperti ikan dan selanjutnya akan membawa dampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Plankton dan bentos merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat dijadikan indikator kualitas biologi perairan (Suwondo, et al,2004).
Dari sudut pandang Ekologi, wilayah keairan tidak mengalir merupakan wilayah dengan ekosistem yang tertutup (misalnya danau). Sebagian besar komponen pendukung ekosistem danau tersebut merupakan komponen dengan sirkulasi yang tertutup. Sistem ini memperoleh komponen pendukung dari air tanah, air yang masuk, dan udara. Sedangkan wilayah keairan mengalir merupakan suatu ekosistem terbuka dengan faktor dominan adalah aliran air (Maryano, 2010).
Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai macam biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar , yang hidup di pesisir hingga laut dalam . biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di perairan laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga yaitu produsen merupakan biota laut yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik , kedua adalah konsumen merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara langsung. Dan yang ketiga adalah redusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan zat organik dalam bentuk butiran , tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah molekul organik menjadi lebih sederhana (Nugroho, 2011)





METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Pulau Unggeh Kecamatan Sipandan Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 7 April 2011 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat Praktikum
Adapun bahan yang digunakan selama praktikum adalah air laut perairan pulau unggeh, fehling A, akuadest, dan lugol.
Adapun alat yang digunakan selama mengikuti praktikum adalah plankton net, ember, baskom, hansprayer, pipet tetes, botol sampel, corong, gayung, object glass, deck glass, mikroskop cahaya, dan buku gambar, kalkulator, serta alat tulis.

Pelaksanaan Praktikum
Adapun pelaksanaan praktikum planktonologi ini menggunakan metode Shannon – Winner, yaitu metode dengan menghitung indeks diversitas. Dimana rumusnya adalah :
H’ = - Ʃ pi ln pi          
Keterangan :
H’ = Indeks Diversitas Shannon – Wiener
Pi  = Pi/N
N  = Jumlah Total Individu
Ni = Jumlah Individu Jenis ke 1
S  = Jumlah Genera
Dari rumus di atas dapat diketahui indeks pencemaran suatu perairan, untuk menentukan indeks, dapat menggunakan Indeks menurut Lee, dkk. (1975) yang di bagi menjadi empat kategori yaitu :
> 2.0                : Tidak tercemar.
1.6 – 2.0          : Tercemar ringan.
1.0 – 1.5          : Tercemar sedang.
1.0                :  Tercemar berat.       
Selain metode, adapun prosedur praktikum yaitu:
1.      Sediakan air kolam dan air selokan sebanyak 50 liter.
2.      Masukkan air tadi kedalam plankton net dan semprotkan dengan handsprayer berisi akuadest.
3.      Ambil sampel sebanyak 50 ml.
4.      Tambahkan 3-4 tetes lugol atau fehling A.
5.      Ambil kembali sebanyak 1 ml (dari 50 ml).
6.      Ambil kembali sebanyak 1 tetes (dari 1 ml) dan teteskan pada objectglass, kemudian tutup dengan deckglass.
7.      Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x dan 40 x.
8.      Gambarkan spesies plankton yang di dapat di buku gambar.
9.      Beri keterangan klasifikasi, bentuk dan ukuran, cara perbanyakan, dan kehidupan.




HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum di perairan pulau unggeh, didapat 12 jenis plankton yaitu, Microspora sp., Oedogonium sp., Synedra sp., Ceratium sp., Mycrocystis  sp., Nostoc sp., Frontonia sp., Carteria sp., Pediastrum sp., Stiegeoclonium sp., Polyartha sp., dan Stephanoceros sp.
Berikut tabel spesies plankton dan jumlah spesies plankton yang didapat saat praktikum di perairan pulau Unggeh.
Nama Plankton
Jenis
Jumlah/tetes
Jumlah/ml
Jumlah/50ml
Zat
Carteria sp.
Fitoplankton
1
20
1000
Fehling A
Ceratium sp.
Zooplankton
1
20
1000
Lugol
Frontonia sp.
Zooplankton
5
100
5000
Lugol
Microcystis sp.
Fitoplankton
3
60
3000
Fehling A
Microspora sp.
Fitoplankton
3
60
3000
Lugol
Nostoc sp.
Fitoplankton
1
20
1000
Lugol
Oedogonium sp.
Fitoplankton
9
180
9000
Fehling A
Oedogonium sp.
Fitoplankton
12
240
12000
Lugol
Pediastrum sp.
Fitoplankton
5
100
5000
Lugol
Polyarthra sp.
Zooplankton
1
20
1000
Lugol
Stephanoceros sp.
Zooplankton
2
40
2000
Fehling A
Stiegeoclonium sp.
Fitoplankton
3
60
3000
Lugol
Synedra sp.
Fitoplankton
3
60
3000
Fehling A
Synedra sp.
Fitoplankton
2
40
3000
Lugol
Perhitungan Indeks Hayati
     H’   = - Ʃ pi ln pi
= - [ (20/1020 ln 20/1020) + (20/1020 ln 20/1020) + (100/1020 ln 100/1020) + (60/1020 ln 60/1020) + (60/1020 ln 60/1020) + (20/1020 ln 20/1020) + (420/1020 ln 420/1020) + (100/1020 ln 100/1020) + (20/1020 ln 20/1020) + (40/1020 ln 40/1020) + (60/1020 ln 60/1020) + (100/1020 ln 100/1020) ]
= - (-0,077 - 0,077 - 0,226- 0,165 - 0,165 - 0,077 - 0,367- 0,226 – 0,077 –          0,127 – 0, 165 – 0,226)
= - (-1,968)
= 1,968
Jadi, indeks pencemaran berada pada kategori 1,62,0 yang termasuk tercemar sedang. Dapat disimpulkan bahwa perairan tersebut tercemar ringan.
            Setelah dilakukan pengamatan dari praktikum, didapat beberapa jenis plankton dalam satu tetes sampel air yaitu dari jenis Microspora sp., Mougeotia sp.,  Oedogonium sp., Synedra sp., Zygnema sp. Plankton – plankton tersebut termasuk jenis phytoplankton. Jenis phytoplankton yang banyak didapat di perairan tersebut karena saat pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari dimana phytoplankton berinteraksi dengan cahaya matahari untuk berfotosintesis.
Disamping itu, Temperatur yang relatif hangat sangat mendukung keberadaan phytoplankton. Kepadatan zooplankton di suatu perairan lotik jauh lebih sedikit di bandingkan dengan phytoplankton. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi populasi plankton adalah ketersediaan nutrisi di suatu perairan. Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas perairan. Terjadi eutrofikasi dapat dilihat dari pertumbuhan beberapa kelompok phytoplankton (Barus, 2004).
Klasifikasi plankton.
1.       Microspora sp.
 Microspora sp merupakan jenis phytoplankton, banyak ditemukan di kolam air tawar, filamen koloni tidak bercabang. Dinding selnya berebentuk seperti huruf H sehingga protoplasama berada dalam sambungan “huruf H”. Pada pembelahan sel terjadi pembentukan lapisan selulose tipis menyelubungi protoplasma anak yang disusul dengan penambahan tangan-tangan huruf-huruf H yang juga dari selulose. Kloroplas tidak memiliki pirenoid
Klasifikasi
Divisio             : Chlorophyta
Kelas               : Chlorophyceae
Ordo                : Ulothricales
Family             : Microsporaceae
Genus              : Microspora
Spesies            : Microspora sp.

2.        Oedogonium sp.
Oedogonium bereproduksi secara vegetative (aseksual) dengan membentuk zoospore dan secara generative (seksual) dengan oogami yaitu perkawinan antara sel elur yang dihasilkan dalam oogonium dan spermatozoid. Habitat nya di perairan air tawar yang permanen seperti kolam atau kubangan air. Jarang pada air yang mengalir deras ada yang menempel pada daun / batang tanaman air dan ada juga yang melayang.
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Chlorophyta
Kelas               : Chlorophyceae
Ordo                : Oedogiales
Family             : Oedogoniaceae
Genus              : Oedogonium
Spesies            : Oedogonium sp.

3.       Synedra sp.
Synedra sp. termasuk jenis phytoplankton, bereproduksi dengan pembelahan sel dan konjugasi. Habitatnya di air laut, payau maupun tawar.
Klasifikasi.
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Bacillariophyta
Kelas               : Bacillariophyceae
Ordo                : Pennales
Family             : Diatomaceae
Genus              : Synedra
Spesies            : Synedra sp.   

  1. Ceratium  sp.
Ceratium sp. termasuk jenis phytoplankton, hidup pada air tawar dan air laut. Reproduksi dengan cara vegetatif, yaitu pembelahan sel dan konjugasi.
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Dynophyta
Kelas               : Dynophyceae
Ordo                : Gonyaulacales
Famili              : Ceratiaceae
Genus              : Ceratium
Spesies             : Ceratium sp.


  1. Mycrocystis sp.
Koloni berbentuk bulatan atau tidak beraturan. Sel dari Mycrocystis disebarkan merata oleh kumpulan matriks. Mereka sering berwarna hitam atau merah karena adanya kandungan gelembung gas. Mycrocystis adalah plankton yang keras, ini bukti bahwa Mycrocystis biasanya menyebabkan luapan air dan mensekresikan zat penghambat bagi ganggang lainnya.
Klasifikasi
Kingdom          : Monera
Divisi               : Cyanophyta
Kelas               : Cyanophyceae
Ordo                : Chroococcales
Famili              : Borodinellaceae
Genus              : Mycrocystis
Spesies             : Mycrocystis sp.

  1. Nostoc sp.
Nostoc lebih umum hidup pada terestrial / sub aerial daripada aquatik. Persebarannya luas pada tanah alkali dan pada batuan lembab. Agregat gelatin dari filamen mempunyai jeli. Trikom dikelilingi oleh lapisan tunggal dan pada organisme dewasa terdapat kumpulan matriks. Sel seperti manik –manik mengalami pembelahan sel secara rata yang meningkatkan panjang dari bentuk trikom.membran mungkin kuning tau kecoklatan.
Klasifikasi
Kingdom          : Monera
Divisi               : Cyanophyta
Kelas               : Cyanophyceae
Ordo                : Hormogonales
Famili              : Oscillatoriaceae
Genus              : Nostoc
Spesies             : Nostoc sp.

  1. Frontonia sp.
Frontonia sp. merupakan jenis zooplankton yang hidup pada perairan air tawar dan air asin. Perkembangbiakan organisme ini secara seksual dengan pertemuan sel sperma dengan sel ovum menjadi zigot. Genera organisme ini adalah paramecium dan memiliki bentuk tubuh yang diratakan seperti telur serta berwarna agak gelap.
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia       
Phylum            : Ciliophora          
Class                : Ciliatea             
Order               : Hymenostomatida      
Family             : Frontoniidae
Genus              : Frontonia
Spesies            : Frontonia sp.

  1. Carteria sp.
Sel kebanyakan secara radial simetris, kadang-kadang dorsiventrally diratakan; sel membentuk seperti telur bentuknya, berbentuk bola, membalikkan seperti telur bentuknya, silindris, chloroplast yang tunggal, secara sepihak dinding badan, asteroid, dilubangi, seperti jala dan berlekuk atau membubarkan ke dalam potongan yang kecil; pyrenoid menyajikan, eyespot menyajikan, inti kurang lebih pusat; contractile vacuoles, dua atau empat, secara di depan menempatkan; reproduksi tidak berkelamin oleh 2-8 zoospores; reproduksi seksual isogamous, anisogamous, di satu jenis oogamous; peleburan seksual dari isogametes diaktipkan oleh flagellar perpaduan dan dinding sel lysis.
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Chlorophyta
Kelas               : Chlorophyceae            
Ordo                : Volvocales
Famili              : Chlamydomonas
Genus              : Carteria
Spesies            : Carteria sp.

  1. Pediastrum sp.
Pediastrum sp. banyak ditemukan pada kolam-kolam yang permanen atau semi permanen. Organisme ini koloninya mengapung, berisi 2-128 sel poligonal yang tersusun dari satu bidang pipih setebal selnya.
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Chlorophyta
Kelas               : Chlorophyceae            
Ordo                : Chlorococales
Famili              : Hydrodictyaceae
Genus              : Pediastrum
Spesies            : Pediastrum sp.

  1. Polyartha sp.
Organisme ini termasuk jenis zooplankton dan berisi dua jenis meniru wanita. Organisme ini adalah parthenogenetik dan menghasilkan dua sel haploid.
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Rotifera
Kelas               : Monogonanta
Ordo                : Ploimida
Famili              : Synchaethidae
Genus              : Polyartha
Spesies            : Polyartha sp.

  1. Stephanoceros sp.
Organisme ini hidup pada lingkungan perairan teresterial atau daerah pinggiran dan termasuk jenis zooplankton. Reproduksi secara perkawinan atau ovulasi/pembuahan.
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Rotifera
Kelas               : Monogonanta
Ordo                : Collothecacea
Famili              : Collothecidae
Genus              : Stephanoceros
Spesies            : Stephanoceros sp.

  1. Stiegeoclonium sp.
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Chlorophyta
Kelas               : Chlorophyceae
Ordo                : Chaetophorales
Famili              : Chaetophoraceae
Genus              : Stiegeoclonium
Spesies            : Stiegeoclonium sp.





KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa :
1.      Dari hasil pengamatan jenis phytoplankton yang paling banyak dari jenis oedogonium sp. sebanyak 21 buah.
2.       Setelah dilakukan perhitungan indeks hayati, yaitu sebesar 1,968. Maka dapat disimpulkan bahwa perairan tersebut tercemar sedang.
3.      Dari praktikum yang dilakukan bahwa perairan Pulau Unggeh miskin akan N&P karena tidak adanya aktivitas di daerah perairan tersebut. Sedangkan N&P banyak diperoleh dari limbah – limbah akibat aktivitas manusia. 


Saran
            Sebaiknya agar masyarakat sekitar tetap menjaga kualitas air tersebut supaya air dapat dikonsumsi baik bagi manusia maupun biota lain seperti ikan.