Minggu, 13 Mei 2012

Budidaya Ikan Bawal Putih


BAB I
PENDAHULUAN


a. Latar Belakang
Indonesia sebagai suatu negara kepulauan mempunyai sumber daya air yang sangat besar potensinya. Wilayah laut Indonesia dan sekitarnya yang dikenal sebagai kawasan paling kaya akan fauna ikan di dunia. Di kawasan ini diperkirakan terdapat 3.400 jenis ikan yang berarti hampir mencapai 20% dari seluruh jenis ikan laut di dunia (Sumantadinata,1981).
            Ikan adalah organisma air yang bernafas dengan insang dan dapat bergerak atau berenang dengan menggunakan sirip (fin). Ikan memiliki gurat sisi untuk menyeimbangkan tubuh, serta gelembung udara untuk mengapung, melayang, dan membenamkan diri. Ikan tersebar di beragai jenis perairan baik tawar, asin, maupun payau (Barus, 2004).
Ruang lingkup kegiatan budidaya ikan mencakup pengendalian pertumbuhan dan pengembangbiakan. Budidaya ikan bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi atau lebih banyak dan lebih baik daripada bila ikan itu dibiarkan secara alami. Budidaya ikan di Indonesia terutama diselenggarakan di kolam, tambak (kolam air payau), sawah, dan karamba (kurungan bambu) (evy, 2001).
Ikan bawal putih  memiliki nama latin Pampus Argenteus. Dilihat asal usulnya, ikan bawal ini bukanlah asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke Indonesia oleh para importis ikan hias dari Singapura dan Brazil pada tahun 1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal pun sudah tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Di setiap negara, ikan ini mempunyai nama yang berlainan (Bangsa, 2012). 
Bentuk badan pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan bawal ini merupakan ikan herbivore yang cenderung bersifat omnivore, selain suka melalap tumbuhan air juga suka memakan udang ataupun ikan ikan kecil dan hewan air lainnya (Nelson, 1984). Ikan bawal putih merupakan jjenis ikan yang habitatnya dari air laut. Pada umumnya ikan bawal putih memiliki bobot 500 gram, namun ada juga yang mencapai  bobot 1,5 hingga 2  kg per ekor (Junianto, 2011).
 Ikan bawal putih melimpah pada musim barat dan puncak musim ikan bawal putih bertepatan dengan puncak musim hujan atau mangsa ke 5 – 7. Ikan bawal putih ditangkap dengan jaring insang dasar. Musim panen bawal putih sering kali  terkendala tingginya gelombang laut di Samudera Indonesia pada Oktober-Desember yang rata – rata mencapai tiga meter. Ikan bawal putih hidup bergerombol di dasar perairan atau kolom air perairan dekat pantai sampai kedalaman 100 m, makanan ikan ini berupa ikan ikan kecil. Munculnya jenis ikan ini juga berkaitan dengan adanya penyuburan daerah pantai seiring datangnya musim hujan (Partosuwiryo, 2008).
Adapun latar belakang dari pembuatan paper ilmiah tentang budidaya ikan bawal putih ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembudidayaan ikan bawal putih karena komoditi ikan bawal putih masih jarang dibudidayakan. Ikan bawal putih didapat masih melalui penangkapan tradisional sehingga hasil komoditi bawal putih masih terbatas, oleh karena itu dilakukan pembudidayaan ikan bawal putih untuk memenuhi permintaan pasar.

b. Tujuan
Adapun latar belakang dari pembuatan paper ilmiah tentang budidaya ikan bawal putih ini untuk memenuhi tugas mata kuliah budidaya perairan serta bertujuan untuk mengetahui cara pembudidayaan ikan bawal putih yang meliputi taksonomi dan morfologi ikan bawal putih, mengetahui cara pemilihan lokasi budidaya ikan bawal putih, mengetahui hal hal persiapan dalam membudidaya ikan bawal putih antara lain penyiapan tambaknya, penyediaan benih, prasarana budidaya, mengetahui cara pemeliharaan seperti padat tebar benih, pakan ikan bawal putih  dan pemberian pakannya, cara pengendalian hama dan penyakit,  mengetahui masa panen dan pasca panen budidaya ikan bawal putih. 


BAB II
TAKSONOMI DAN MORFOLOGI


a. Taksonomi
Klasifikasi ikan bawal putih :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Subfilum         : Vertebrata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Bramidae
Genus              : Pampus
Spesies            :  Pampus argenteus

b. Morfologi
Bawal putih berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal putih dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di baagian kepala yang kelihatan seakan bersambung terus dengan badan. Meskipun badan bawal cermin kelihatan lebar tetapi mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut hujung bahagian kepala. Rahang atas dan bawah juga tidak boleh membuka dengan luas. Bawal putih disebut juga bawal cermin karena dari pantulan cahaya dari badannya yang berkilat dan berwarna perak.
Garisan deria di badannya bermula dari insang hingga mencecah zona ekor. Manakala sirip pektoral lebih panjang berbanding sirip dorsal dan ekor melengkung bentuk V atau lengkungan bumerang.Warna Badan bawal putih diliputi sisik halus berwarna putih beralun perak dan bahagian sirip memancarkan warna kelabu. Setengah bahagian badannya diliputi bintik hitam halus.



BAB III
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA


Lokasi budidaya yang dipilih sebagai kawasan untuk pengembangan budidaya ikan sistem KJA dengan memperhatikan daya dukungnya. Pemilihan lokasi budidaya juga harus memenuhi kebutuhan faktor fisik, kimiawi dan kualitas air yang dibutuhkan komoditi budidaya serta salinitas yang sesuai. Pemanfaatan daerah perairan untuk kegiatan budidaya ikan sistem KJA harus dilakukan secara rasional dan tetap mengacu pada tata ruang yang telah ditentukan serta kondisi sumber daya dan daya dukung perairannya dengan maksud untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mempertahankan fungsi utama daerah perairan. Pembagian zonasi untuk perairan secara umum dilakukan dengan mengacu pada kondisi lingkungan fisik, sifat kehidupan dan penyebaran populasi ikan dalam usahanya mengelola perikanan yang terpadu dan lestari (Rahardjo, 2010).
Salah satu penyebab kematian massal ikan budidaya adalah penurunan tinggi muka air. Apabila tinggi muka air menurun maka jarak karamba jaring apung dengan dasar menjadi lebih dekat, akibatnya ikan budidaya semakin mendekati lapisan hipolimnion yang reduktif. Sementara kedalaman perairan dangkal, sehingga jarak KJA dan dasar menjadi semakin dekat. Akibatnya kolom air yang reduktif semakin mendekati KJA. Kolom air menjadi anoksik atau lapisan anoksik telah mencapai permukaan sehingga dapat disebutkan bahwa penyebab kematian massal karena kekurangan oksigen dan tingginya konsentrasi zat toksik (H2S). Sebaiknya pada saat tinggi muka air minimum, padat tebar ikan di KJA dikurangi atau ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO yang rendah. Kegiatan budaya ikan sistem KJA di perairan, kedalaman air disyaratkan minimal 5 meter pada jalur yang berarus horizontal. Kedalaman tersebut untuk menghindari pengaruh langsung kualitas air yang jelek dari dasar perairan (Rahardjo, 2010).


BAB IV
PERSIAPAN BUDIDAYA


a. Persiapan KJA (Keramba Jaring Apung)
KJA (Keramba Jaring Apung) yang terbuat dari bambu dengan pelampung polystyrene foam merupakan KJA yang paling ramah lingkungan dibandingkan dengan KJA lainnya. Letak antara jaring apung sebaiknya berjarak 10–30 m agar arus air leluasa membawa air segar ke dalam jaring-jaring tersebut. Untuk meningkatkan DO di perairan menggunakan: 1). kincir yang dapat dipasang pada setiap unit KJA atau pada satu lokasi KJA ; 2). pompa air yang dipancarkan dari atas dengan penambahan oksigen murni yang diberikan pada saat oksigen kritis (dini hari). Keramba jaring apung ganda/berlapis dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi beban dari sisa pakan, yang dapat mencemari perairan (Rahardjo, 2010).
Tempat pemeliharaan pada tahap pendederan dengan menggunakan waring ukuran 3m x 1,2m x 1,5m dan jaring 3m x 1,2m x 1,5m mesh size ¾ inchi. Sedangkan untuk penggelondongan menggunakan jaring 3m x 3m x 3m atau jaring 6m x 3m x 3m mesh size 1¼ inchi dan tahap pembesaran menggunakan jaring 6m x 3m x 3m mesh size 1¼ – 2 inchi yang berada di Keramba Jaring Apung (KJA) 3X3 meter tiap lubangnya (Anonim, 2010).
Penggantian dan pembersihan jaring selama masa pemeliharaan mutlak harus dilakukan. Jaring yang kotor akibat penempelan lumpur atau biota penempel seperti berbagi jenis kerang, teritip dan tumbuh-tumbuhan, dapat menghambat sirkulasi air, pertukaran air dan oksigen. Kalau dibiarkan hal ini dapat menghambat pertumbuhan bawal putih dan menimbulkan penyakit. Jaring yang kotor sebaiknya dijemur kemudian disemprot atau dibersihkan agar dapat dipergunakan lagi. Sebelum digunakan kembali waring atau jaring perlu diperiksa sehingga apabila ada kerusakan atau putusnya tali jaring dapat diperbaiki. Pergantian jaring dilakukan sebulan sekali, bersamaan dengan pergantian jaring dilakukan perendaman ikan dengan air tawar, sampling dan grading (Anonim, 2010).


b. Penyediaan Benih
Pengelolaan induk dimulai dengan seleksi induk/calon induk dengan kriteria bentuk badan harus proporsional dan simetris, tidak ada cacat/luka pada tubuh ikan dan merupakan grading pertama pada kegiatan budidaya serta ukuran ikan sudah mencapai 1 kg/lebih dan berumur 3 tahun. Untuk manajemen pakan induk harus diperhatikan kualitas dan kuantitas pakan. Kualitas pakan dipenuhi dengan pemberian ikan rucah segar, pelet, pencampuran vitamin dan multivitamin. Sedangkan untuk kuantitas pakan yang baik diberikan 3-5% dari berat total induk yang akan dipijahkan. Untuk manajemen air media pemeliharaan, pergantian air optimal adalah 400% dalam 24 jam dengan kualitas air tetap terjaga pada pH (7,4-7,8), DO (4-6 ppm), suhu (29-310C) dan salinitas(18-30ppt). Bak pemijahan induk berkapasitas 10 ton dan diisi induk yang sudah siap pijah sebanyak 10 ekor dengan perbandingan 1:1. Induk jantan lebih kecil dari induk betina dan pemijahan biasanya terjadi malam hari pada bulan terang sepanjang tahun sekitar pukul 18.00-24.00 WIB. Keunggulan pemijahan bawal putih adalah dapat dipijahkan kapan saja, tidak tergantung siklus bulanan (Anonim, 2010).
Harga bibit kualitas baik dengan bobot antara 25 - 50 gram Rp 100,00 - Rp 150,00 per ekor. Sedangkan, bibit yang berbobot antara 75 - 100 gram Rp 200,00 - Rp 300,00. Bibit dewasa yang banyak dibeli para petani yang berbobot 150 - 200 gram, karena bibit yang telah memiliki berat badan sebesar ini, cukup tahan terhadap kondisi cuaca dan tempat. Sehingga risiko kematian ketika dalam lahan pembesaran relatif sedikit. Namun harganya agak sedikit mahal, antara Rp 400,00 - Rp 500,00 per ekor. Untuk petani pemula, sebaiknya bibit yang sebesar ini karena risikonya lebih kecil (Anonim, 2010).

c. Prasarana Budidaya
Untuk memproduksi ikan bawal diperlukan beberapa prasarana pokok yangmemenuhi persyaratan sesuai dengan sifat-sifat biologis ikan bawal. Prasaranaini meliputi hatchery, kolam pemeliharaan induk, kolam pendederan, dan kolam pembesaran atau keramba jaring apung (KJA).

a.       Hatchery
Hatchery atau bangsal benih merupakan suatu bangunan yang biasadigunakan untuk melakukan kegiatan pembenihan, terutama mulai daripemijahan sampai menghasilkan larva. Bangunan im dapat dibuat secarapermanen, semi permanen, atau secara sederhana yang penting diberi atapsebagai peneduh. Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, hatchery harusmemenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
1)   Berada dekat dengan sumber air atau memiliki sumber air sendiri.
2)   Letak sumber airnya lebih tinggi dari lokasi hatchery agar air mudah dialirkan ke dalam hatchery (kecuali bila menggunakan pompa air).
3)   Kuantitas airnya cukup agar kegiatannya dapat berjalan secara kontinu.
4)   Kualitas airnya baik, misalnya jernih, kandungan oksigennya tinggi atau sekitar 4 ppm, dan tidak mengandung unsur-unsur yang berbahaya.
5)   Lokasinya dekat dengan areal perkolaman atau keramba.
6)   Keamanannya terjamin.
7)   Dekat dengan jalan dan tranportasinya lancar.
Setiap hatchery harus mempunyai fasilitas yang lengkap agar bisa berfungsisebagaimana mestinya. Selain itu, tata letaknya harus diatur secara tepat.Fasilitas yang harus dibuat untuk hatchery ikan bawal yaitu :
1)      Bak penampungan air bersih,
2)      Bak perombakan,
3)      Bak pemijahan,
4)      Tempat penetasan telur,
5)      Bak penampungan benih,
6)      Tempat blower (aerator)
7)      Gudang
8)      Kantor,
9)      Pos penjagaan, dan
10)  Listrik.

b.      Kolam pemeliharaan induk
Kolam pemeliharaan induk merupakan tempat yang digunakan untukmemelihara induk atau calon induk yang sudah matang kelamin sampai induksiap dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk bisa pula disebut sebagai tempatpematangan gonad.
Jumlah kolam pemeliharan induk yang harus disediakan tergantung dari jumlah induk yang ada. Sebaiknya kolam pemeliharaan induk dibuat beberapabuah, minimal dua buah. Tujuannya untuk memudahkan seleksi induk yang akan dipijahkan dan induk yang sudah dipijahkan. Apabila lahan tidak memungkinkan, kolam ini bisa dibuat satu buah. Hal ini tidak akan mempengaruhi perkembangan gonad karena ikan bawal tidak akan mijah secara alami atau tidak akan mijah bila tidak disuntik terlebih dahulu. Namun, sebaiknya kolam tersebut disekat dengan pagar bambu.
Bentuk kolam pemeliharaan induk bisa bermacam-macam, tergantung keadaan lokasinya. Namun, sebaiknya kolam berbentuk empat persegi panjang sebab sirkulasi airnya lebih merata. Kolam ini sebaiknya tidak terlalu luas agar mudah dalam pengelolaannya. Luas kolam yang ideal antara 100 - 200m . Dengan luas tersebut, akan memudahkan dalam pengeringan kolam maupun penangkapan induk yang akan diseleksi.
Kedalaman kolam ini juga harus diperhatikan karena ada pengaruhnya terhadap proses pematangan gonad. Di habitat asalnya, induk atau calon induk banyak ditemukan di perairan yang agar dalam. Oleh sebab itu, kedalaman kolam pemeliharaan induk sebaiknya 80 - 100 cm. Dengan demikian, kolam harus mempunyai ketinggian minimal 125 m sehingga jarak antara permukaan air kolam dan bagian atas pematang 25 cm.
Kolam pemeliharaan induk juga harus memiliki sistem pengairan yang baik, yaitu kolam mempunyai sistem sirkulasi air yang baik. Sistem pengairan yang baik adalah secara paralel. Dengan sistem ini, setiap kolam akanmendapat air baru dan bila dikeringkan tidak mengganggu kolam yang lainnya. Kolam ini juga harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air agar memudahkan pada waktu pengeringan dan pengisian air kembali. Letak pintu-pintu berada di tengah-tengah pada lebar kolam dalam posisi sejajar. Pintu pemasukan bisa dibuat dari paralon 4 inci, sedangkan pintu pengeluaran sebaiknya dibuat secara permanent (tembok). Pintu pengeluaran seperti ini terkenal dengan istilah monik.

c.       Kolam pendederan
Kolam pendederan bawal merupakan tempat untuk memelihara larva-larva sampai benih dengan ukuran yang siap dipelihara di tempat pembesaran. Biasanya, pendederan ikan bawal ini dilakukan dalam beberapa tahap, yakni pendederan pertama, dan pendederan kedua. Jadi, kolam pendederan ini harus dibuat beberapa buah atau tergantung dari jumlah dan ukuran induk yang dipijahkan. Bentuk kolam ini sama seperti kolam pemeliharaan, yakni empatpersegi panjang. Pintu pemasukan airnya dibuat dari pipa paraIon ukuran 5 inci. Adapun pintu pengeluarannya dibuat dalam bentuk monik. Pintu pengeluaran air seperti ini akan mempercepat proses pengeringan kolam. Selain itu, kolam ini harus mempunyai luas ideal agar mudah dalam pengelolaannya dengan luas antara 500 - 1.000 m2.

BAB V
PEMELIHARAAN


a.        Padat Tebar Benih
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Aklimatisasi perlu dilakukan karena adanya perbedaan, suhu dan salinitas antara daerah asal benih atau media transportasi dengan kondisi air tempat pemeliharaan. Apabila sistem transportasi dengan menggunakan kantong plastik, maka aklimatisasi dilakukan dengan membuka kantong plastik dan memasukkan air laut kedalam kantong sedikit demi sedikit. Setelah suhu dan salinitas hampir sama maka benih dapat ditebarkan. Untuk pengangkutan jarak pendek, aklimatisasi dilakukan dengan cara menambahkan air laut sedikit demi sedikit kedalam wadah pengangkutan. Padat tebar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan angka kelulushidupan. Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhannya lambat akibat adanya persaingan ruang, oksigen dan pakan.
(Anonymous, 2009).
Dengan cepatnya pertumbuhan benih bawal putih maka kegiatan pemisahan ukuran (grading) dilakukan 3-4 hari sekali. Di akhir pemeliharaan kepadatan benih ikan bawal putih dalam media pemeliharaan mencapai 0,5 ekor/liter. Kelulushidupan (SR) benih di unit pendederan dapat mencapai 80% yang berarti tingkat kematian ikan tidak terlau tinggi (Rustadi, 2011).
                     
b. Pakan dan Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan harus memiliki nilai gizi yang cukup. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan buatan ataupun pakan ikan rucah. Pada tahap awal pemeliharaan, frekuensi pemberian pakan dilakukan 4-6 kali sehari. Selanjutnya pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pertumbuhan harian ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89 gram/hari, sedangkan dengan pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya sebesar 1,6 gram/hari. FCR yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan dengan menggunakan pakan buatan sebesar 1:2, sedangkan dengan menggunakan pakan ikan rucah sebesar 1 : 7 (Anoymous, 2009).
Manajemen pakan larva ikan bawal putih dilakukan dengan memberikan pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami berupa rotifera Brachionus Plikatilis dan artemia sedangkan pakan buatan adalah pellet yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Pemberian rotifer mulai dilakukan dari umur 3 hari dengan kepadatan 5-15 individu/ml dan frekuensi pemberiannya 3 kali seehari (pagi siang dan sore) sampai umur larva 14 hari. Dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi larva pada umur 10 hari pakan pellet sudah dapat diberikan dengan ukuran pakan 250-300 mikron. Sedangkan artemia mulai diberikan saat larva berumur 14 hari dengan kepadatan 0,25 individu/ml. Saat berumur 15 hari pemberian rotifer sudah dihentikan dan frekuensi pemberian pellet ditingkatkan menjadi 1-2 jam sekali. Diakhir pemeliharaan larva (umur 18 hari) pemberian artemia juga ditingkatkan menjadi 0,5 individu/ml. hal ini bertujuan untuk menunjang pertumbuhan larva yang sangat cepat dan baru dihentikan saat larva berumur 22 hari (Rustadi, 2011).

c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam budidaya ikan, adanya serangan hama dan penyakit merupakan salah satu kendala yang sering dihadapi. Kendala inilah yang paling ditakuti petani karena harapan untuk memperoleh keuntungan bisa pudar. Walaupun merugikan, tetapi kerugian yang diakibatkan oleh serangan penyakit lebih besar dibanding kerugian karena hama.Ada dua cara pengendalian hama dan penyakit yang bisa dilakukan, yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan merupakan upaya untuk menjagaagar tidak terjadi serangan, sedangkan pengobatan merupakan upaya untuk mengobati ikan ikan yang sakit agar sembuh. Dari kedua cara tersebut,pencegahan merupakan cara yang paling efektif dibanding pengobatan karena biayanya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan orang yang mengonsumsi ikan.
Adapun pencegahan dan Pengobatan Secara Umum yaitu dengan cara kolam dikeringkan sampai tanah dasarnya retak-retak, lalu dilakukan pengapuran saat persiapan kolam, kemudian pada pintu pemasukan akir dipasang saringan. Adapun cara mencegah serangan penyakit dapat dengan beberapa cara, diantaranya yaitu mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit, melakukan pengapuran saat persiapan kolam agar penyebab penyakitbisa mati, menjaga kondisi ikan agar tetap sehat dan tidak stress, menjaga kondisi lingkungan hidup agar sesuai kebutuhan ikan kemudian mengurangi kepadatan ikan untuk mencegah kontak langsung antar ikan, menghindari terjadinya penurunan kadar oksigen dalam air, serta mengikatnya kadar NH, kemudian member pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan, lalu mencegah terjadinya luka pada tubuh ikan dengan penanganan yang baik lalu mencegah masuknya binatang pembawa penyakit, seperti burung, siput dan lain-lain (Bangsa, 2012).



BAB VI
PANEN DAN PASCA PANEN


a. Panen
Budidaya ikan bawal putih membutuhkan waktu 3 – 6 bulan untuk mencapai panen.  Rentang waktu panen bisa diperpendek dengan  menggunakan benih dengan ukuran sedikit lebih besar. Dengan penggunaan benih yang sudah berukuran 2 inchi atau lebih akan mempercepat masa panen, yaitu 1 (satu) bulan sudah bisa dipanen. Ikan bawal putih sudah layak panen jika telah memiliki bobot 500 – 1.000 gram/ekor dan panjang tubuh maksimal mencapai 60 cm. Sebelum panen ikan bawal putih harus dipuasakan selama 1 – 3 hari agar ikan terbebas dari sisa bahan kimiawi selam proses pembesaran dan bersih dari jamur serta parasit yang membahayakan bila dikonsumsi. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring 6m x 3m x 3m dengan mesh size 1¼ – 2 inchi pada KJA (Keramba Jaring Apung).
Masa panen ikan bawal putih dapat dilakukan dalam dua siklus hidup, yaitu pada masa larva dan masa dewasa atau layak konsumsi. Pada panen larva dapat dilakukan pada umur 21 hari dengan menggunakan seser 500 mikron. Setelah panaen, dilakukan pemisahan ukuran (grading) sebelum dipindahkan ke unit pendederan. Kelulushidupan (SR) larva dapat mencapai 20%.

b. Pasca Panen
Mengacu pada UU N0.31/2004 tentang Perikanan, proses penciptaan nilai tambah dalam sektor perikanan juga bisa ditempuh dengan menerapkan bioteknologi.  Yakni dengan cara mengekstraksi senyawa aktif (bioactive substances) atau produk alamiah (natural products) dari biota perairan, kemudian memprosesnya menjadi ratusan produk industri makanan dan minuman, obat-obatan (farmasi), kosmetik, cat, film, bioenergi, kertas, dan lainnya. Sementara itu, tugas subsistem penanganan dan pengolahan (pasca panen) adalah untuk menjamin, bahwa kualitas, keamanan (safety), rasa (taste), bentuk sajian, dan kemasan (packaging) ikan dan produk perikanan memenuhi segenap persyaratan dan selera konsumen (pasar). Pada subsistem inilah, proses peningkatan nilai tambah terhadap ikan dan produk perikanan berlangsung (Dahuri, 2009).
Pelaksanaan program rantai dingin (cold-chain system) untuk komoditas-komoditas perikanan bernilai ekonomis penting, yang sudah dirintis DKP sejak 2001 mesti terus diperkuat dan dikembangkan.  Program perawatan dan pembangunan pelabuhan perikanan, tempat pendaratan ikan, dan pasar ikan yang memenuhi HACCP, persyaratan higienis, dan persyaratan mutu produk perikanan secara internasional lainnya harus juga terus ditumbuhkembangkan. Program peningkatan kesadaran publik (produsen, pedagang perantara, konsumen, dan lainnya) tentang arti penting mutu dan kemanan ikan dan produk perikanan juga mesti terus digalakkan. Akhirnya, kerja sama sinergis antar seluruh stakeholders perikanan menjadi kunci keberhasilan pembangunan perikanan nasional, terutama yang bertalian dengan aspek penanganan dan pengolahan serta pemasaran hasil perikanan (Dahuri, 2009).


BAB VII
PENUTUP


a. Kesimpulan
Ikan bawal putih  memiliki nama latin Pampus Argenteu. Bentuk badannya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan bawal putih memiliki bobot 500 gram, namun ada juga yang mencapai bobot 1,5 hingga 2  kg per ekor.
Lokasi budidaya yang dipilih sebagai kawasan untuk pengembangan budidaya ikan bawal putih sistem KJA harus memperhatikan daya dukungnya dan juga harus memenuhi kebutuhan faktor fisik, kimiawi dan kualitas air yang dibutuhkan komoditi budidaya serta salinitas yang sesuai.
Bibit dewasa yang banyak dibeli para petani yang berbobot 150 - 200 gram, karena bibit yang telah memiliki berat badan sebesar ini, cukup tahan terhadap kondisi cuaca dan  tempat. Untuk memproduksi ikan bawal diperlukan beberapa prasarana pokok yang memenuhi persyaratan sesuai dengan sifat-sifat biologis ikan bawal. Prasaranaini meliputi hatchery, kolam pemeliharaan induk, kolam pendederan, dan kolam pembesaran atau keramba jaring apung (KJA). Padat tebar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan angka kelulushidupan. Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhannya lambat akibat adanya persaingan ruang, oksigen dan pakan. Penebaran benih seharusnya dilakukan saat pagi dan sore.Pakan yang diberikan harus memiliki nilai gizi yang cukup seperti Pakan alami berupa rotifera brachionus plikatilis dan artemia sedangkan pakan buatan adalah pellet yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan mulut ikan . Hal ini akan mempercepat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Ada dua cara pengendalian hama dan penyakit yang bisa dilakukan, yaitu pencegahan dan pengobatan.
Budidaya ikan bawal putih membutuhkan waktu 3 – 6 bulan untuk mencapai panen. Masa panen ikan bawal putih dapat dilakukan dalam dua siklus hidup, yaitu pada masa larva dan masa dewasa atau layak konsumsi. Pada pasca panen merupakan proses peningkatan nilai
tambah terhadap ikan dan produk perikanan berlangsung.

b. Saran
Adapun saran yang akan dikemukakan adalah agar benihnya sendiri dapat diproduksi di dalam negeri karena benihnya sendiri masi diimpor dari Taiwan. Kemudian untuk budidayanya harus diperluas karena permintaan pasar yang tinggi akan ikan bawal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Ikan Bawal. Asamudra.wordpress.com [28 Februari 2012]

Anonymous. 2010. Bawal Cocok Untuk Usaha Kecil. www.tripod.com [28 Februari 2012]

Anonymous. 2009. Budidaya Ikan Bawal. www.perikanan-budidaya.kkp.go.id
             [28 Februari 2012]

Barus, T.A. 2004. Pengantar limnology. USU Press. Medan
Dahuri, R. 2009. Mengelola pasca Panen Hasil perikanan. Majalahsamudra.at.ua
           [28 Februari 2012]
Evy, R. 2001. Usaha Perikanan Indonesia. PT Mutiara Sumber Widya. Jakarta
Junianto, A. 2011. Daerah Intersidal Berbatu. AsharJunianto14.Blogspot.com
           [28 Februari 2012]
Rahardjo, A. 2010.
          Manajemen Budidaya Ikan System KJA yang Berkelanjutan di Danau / Waduk.       
          BenihIkan.net [28 Februari 2012]

Rustadi. 2011. Pembenihan Ikan Bawal Bintang. rustadi1.budidayaperikanan.blogspot.com
           [28 Februari 2012]

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan Ikan Peliharaan di Indonesia.
  PT Sastra Hudaya. Bogor

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Thanks infonya, janganlupa kunjungi website resmi kami https://bit.ly/2NjQtoh

FANNY LIM mengatakan...

Bonus Casino Online Spesial Dari Agen Judi Online Bolavita !
Bonus 100% Bila Menang Beruntun 8x, 9x, 10x

Tersedia Banyak Provider Yang Lengkap !
» SBOBET 338a
» SA Gaming
» Sexy Gaming
» Fun BET
» Asia Bet
» E-Bet
» WM Casino

Promo Spesial :
• Bonus Deposit Pertama 10%
• Bonus Deposit Harian 5%
• Bonus Rollingan 0.8%
• Bonus Referral 7% + 2%

Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
Tersedia Deposit & Withdraw Via : OVO, Gopay, Dana, Linkaja, Sakuku, Pulsa Dan Semua Jenis Rekening Bank Di Indonesia !

Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita