Kamis, 16 Mei 2013

Rancangan Percobaan: Uji Lanjutan



Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung dengan F table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis Nol diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas hasil Uji F tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol ditolak, karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan), maka kesimpulan harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian, kecuali jika penelitian hanya memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan Uji Lanjut.
Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan Ganda. Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3 macam. Yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dan Uji Berganda Duncan (DMRT).

1.      Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (ratarata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada Table t.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
BNTα  = tα/2 , dbs. Sy
= tα/2 ,dbs
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :
a.       Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **).
b.      Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya).
c.       Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
d.      Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNTα .
e.       Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
f.       Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh :
Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :
A = 4.77
C = 4.97
B = 5.54
D = 5.66
Selisih antara rataan perlakuan :
A - C = 0.20
C - B = 0.57
B - D = 0.12
Nilai uji pembanding :
tα/2 = nilai Tabel t pada tingkat kepercayaan (α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel Sidik Ragam, dengan db=16
 
BNTα  = tα/2 , dbs. Sy
= tα/2 ,dbs
= 2.12 x
= 2.12 x 0.115
= 0.2436
Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A – C= 0.20 < 0.2436 → A - C ns
B - D = 0.12 < 0.2436 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A C B D atau Aa Ca Bb Db
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLAKUAN
ULANGAN
TOTAL
RATAAN
1
2
3
4
5
A 0%
4.76
4.73
4.80
4.76
4.79
23.84
4.77a
B 5%
5.35
5.49
5.53
5.58
5.76
27.70
5.54b
C 10%
5.27
5.00
4.95
4.80
4.82
24.84
4.97a
D 15%
5.69
5.57
5.36
5.59
6.09
28.30
5.66b






104.68
20.96
Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan :
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P < 0,05).

2.      Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference (HSD)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :
BNJα   = qα, p , dbs. Sy
 = qα/2 , dbs
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :
a.       Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **).
b.      Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya).
c.       Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
d.      Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNJα .
e.       Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
f.       Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh :
Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :
A= 4.77
C = 4.97
B = 5.54
D = 5.66
Selisih antara rataan perlakuan :
A - C = 0.20
C - B = 0.57
B - D = 0.12
Nilai uji pembanding :
qα/2 = nilai Tabel q pada tingkat kepercayaan (α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel Sidik Ragam, dengan dbs = 16
 
BNJα   = qα, p , dbs. Sy
 = qα/2 , dbs
 = 4.05 x
 = 4.05 x 0.081
 = 0.329
Selisih antara rataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A – C= 0.20 < 0.329 → A - Cns
C – B = 0.57 > 0.329 → B - C*
B - D = 0.12 < 0.329 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A C B D atau Aa Ca Bb Db
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLAKUAN
ULANGAN
TOTAL
RATAAN
1
2
3
4
5
A 0%
4.76
4.73
4.80
4.76
4.79
23.84
4.77a
B 5%
5.35
5.49
5.53
5.58
5.76
27.70
5.54b
C 10%
5.27
5.00
4.95
4.80
4.82
24.84
4.97a
D 15%
5.69
5.57
5.36
5.59
6.09
28.30
5.66b






104.68
20.96
Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan :
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P < 0,05).

3.      Uji Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada. Uji lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang dibandingkan.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :
a.       Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **).
b.      Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya).
c.       Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
d.      Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji LSRα .
e.       Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q) dengan hasil Sy.
f.       Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
g.      Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh :
Uji lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT)
Rangking dari rerata perlakuan
P2 = 95.93       P4 = 93.39      P3 = 92.19      P1 = 89.77
Nilai Uji pembanding
Sy =
     =
     = 0.480
Tabel SSR dan LSR
Jumlah P
2
3
4
SSR
0.05
3.00
3.15
3.23
0.01
4.13
4.34
4.45
LSR
0.05
1.44
1.51
1.55
0.01
1.98
2.08
2.14

Tabel DMRT
PERLAKUAN
SELISIH
LSR
KETERANGAN
0.05
0.01
P2 – P4
2.52
1.44
1.98
**
P2 – P3
3.72
1.51
2.08
**
P2 – P1
6.16
1.55
2.14
**
P4 – P3
1.20
1.44
1.98
ns
P4 – P1
3.62
1.51
2.08
**
P3 – P1
2.42
1.44
1.98
**
Keterangan :  ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01)
ns Berbeda tidak nyata (P>0.01)
Hasil Uji Lanjut DMRT = P2a , P4b , P3b, P1c

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasaih,.. Materi Blog anda sangat membantu saya

Emma mengatakan...

bagaimana cara menentukan uji lanjut apa yang harus kita gunakan?

Rahayu Saraswati mengatakan...

terimakasih materinya..