PAPER
PERANAN
IRIGASI DI BIDANG PERAIRAN
Menurut sejarah, peradaban manusia telah mengikuti
perkembangan irigasi. Kekunoan irigasi tercatat dengan baik dan secara tertulis
dalam sejarah umat manusia. Kerajaan-kerajaan besar di berbagai belahan bumi
pada zaman sebelum masehi, telah menunjukkan peranan irigasi dalam membuat
kerajaan tersebut menjadi kerajaan besar. Seperti peradaban di lembah Sungai
Shindu dapat dilihat pada kota Mohenjo-Daro dan Harappa yang telah menerapkan irigasi
untuk menunjang hasil pertanian. Mereka telah berhasil membuat pengairan yang
baik, mereka membuat waduk dan saluran-saluran untuk mengalirkan air dari
sungai ke lahan-lahan pertanian.
Tekanan kehidupan dan kebutuhan untuk penyedian
tambahan makanan telah memerlukan suatu pengembangan irigasi yang pesat di
seluruh dunia. Kemajuan ilmu dan teknologi senantiasa memperluas batas-batas
yang dapat dicapai dalam bidang keirigasian. Manusia mengembangkan ilmu alam,
ilmu fisika dan juga hidrolika yang meliputi statika dan dinamika zat cair.
Semua ini membuat pengetahuan tentang irigasi bertambah lengkap.
Pengertian irigasi secara umum adalah pemberian air
ke suatu tempat tertentu dengan maksud untuk menunjang pertanian. Namun pada
perkembangannya irigasi tidak terbatas pada kepentingan pertanian saja.
Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian dan penggunaannya.
Selain untuk pertanian, irigasi juga sangat
diperlukan untuk kebutuhan perikanan. Penataan jaringan irigasi yang baik
sangat menunjang untuk mendapatkan kapasitas dan kualitas air yang diperlukan
untuk pemeliharaan ikan. Budidaya perikanan dalam tambak membutuhkan pengairan
yang baik sehingga irigasinya harus benar-benar diperhatikan seperti halnya
irigasi untuk pertanian. Jaringan irigasi tambak merupakan suatu jaringan
irigasi yang dipergunakan untuk menyediakan dan mengatur air yang masuk ke
dalam tambak secara teknis dan sistematis.
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di
dunia. Berdasarkan data dari World Vector Shoreline, United State Defense
Mapping Agency tahun 2001, Indonesia memiliki 17.504 pulau, lautnya sangat
luas dan memiliki garis pantai mencapai 95.151 km. Indonesia memiliki potensi
sumber daya laut dan pantai yang sangat besar. Namun potensi tersebut memberi
tantangan yang besar yaitu bagaimana dapat memanfaatkannya secara optimal.
Budidaya perikanan merupakan salah satu pemanfaatan
sumber daya air laut. Budidaya perikanan dalam tambak menjadi salah satu cara
yang sangat potensial, yaitu usaha memanfaatkan air laut untuk dialirkan dalam
petak-petak tambak yang dibuat didarat dan selanjutnya dipelihara benih ikan
atau udang di dalam petak-petak tambak tersebut. Hasil dari budidaya ini
apabila dimanfaatkan secara optimal akan memberikan hasil yang sangat
menguntungkan.
Dengan semakin berkembangnya usaha budidaya tambak
baik untuk ikan maupun udang yang membutuhkan persyaratan kualitas dan
kapasitas air yang baik, maka perlu adanya perbaikan sistem irigasi berdasarkan
studi yang lebih terperinci mengenai kondisi fisik daerah yang menyangkut
masalah sistem tata airnya. Dengan pengetahuan ini maka perencanaan jaringan
irigasi tambak dapat dilakukan dengan baik dengan sasaran utama mendapatkan
kualitas air yang baik bagi petak-petak tambak. Kemudian selanjutnya karena
daerah pertambakan ini sudah berkembang maka pengembangan jaringan irigasi ini
harus dilihat dari berbagai pertimbangan baik dari segi fisik maupun sosial
ekonomi daerah yang bersangkutan.
Perencanaan jaringan tata saluran untuk tambak dan
irigasi pasang surut memerlukan banyak pemahaman tentang fenomena hidrolika
pasang surut. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh gelombang pasang surut
pada sistem tata saluran yang direncanakan. Gerakan pasang surut yang terjadi
dimuara sungai menjalar kearah hulu sungai dan pengaruhnya dapat mencapai jarak
yang cukup jauh tergantung dari kelandaian saluran dan fluktuasi pasang surut.
Selain pengaruh pasang surut, hal yang perlu diperhatikan adalah masalah
instrusi air asin dan keasaman yang tinggi.
Karena perhitungan hidraulika untuk aliran yang
dipengaruhi oleh pasang surut ini sangat rumit dan butuh waktu yang panjang,
maka perlu dibuat suatu model matematik untuk menyelesaikannya. Penggunaan
model matematik telah berkembang dalam perencanaan jaringan tata saluran di
daerah pasang surut dan estuari. Dengan model ini akan didapat fluktuasi muka
air, kecepatan aliran, debit sebagai fungsi waktu dan jarak sepanjang sistem
tata saluran yang direncanakan dalam waktu yang sangat cepat.
Secara umum pengertian irigasi adalah pemberian air
kepada tanah dengan maksud untuk memasok lengas esensial bagi pertumbuhan
tanaman (Hansen, dkk, 1990). Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.
23/1982 Ps. 1, pengertian irigasi, bangunan irigasi, dan petak irigasi telah
dibakukan yaitu sebagai berikut :
·
Irigasi adalah
usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.
·
Jaringan irigasi adalah
saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk
pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian pemberian
dan penggunaannya.
·
Daerah irigasi adalah
kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
·
Petak irigasi adalah
petak tanah yang memperoleh air irigasi.
Dari butir-butir pengertian tentang irigasi dan
jaringan irigasi tersebut di atas kemudian dapat disusun rumusan pengertian
irigasi sebagai berikut :
“Irigasi
merupakan bentuk kegiatan penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaan air untuk pertanian dengan menggunakan satu kesatuan saluran dan
bangunan berupa jaringan irigasi”.
Dalam cakupan pengertian pengembangan irigasi
berkelanjutan (sustainable irrigation development), pengertian pertanian
harus diartikan bukan hanya pertanian tumbuhan dan tanaman pangan,
tetapi mencakup pertanian ternak dan ikan (perikanan).
Dalam pekerjaan perencanaan suatu sistem jaringan
irigasi tambak pasang surut diperlukan berbagai bidang ilmu pengetahuan yang
saling mendukung demi kesempurnaan hasil dari perencanaan. Bidang ilmu
pengetahuan itu antara lain ilmu irigasi, ilmu tentang pasang surut, rekayasa
tambak, hidrologi, hidrolika, bangunan air, dan rekayasa lingkungan untuk
menganalisis dampak lingkungan akibat pembangunan jaringan irigasi tersebut.
Untuk menunjang proses perencanaan jaringan irigasi
tambak pasang surut ini perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan
spesifikasi-spesifikasi yang akan menjadi acuan dalam perencanaan tersebut.
Berbagai teori dan rumus-rumus dari berbagai studi pustaka sangat diperlukan,
terutama untuk pengolahan data dan untuk membuat desain rencana.
Irigasi pasang surut merupakan suatu tipe irigasi
yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang surut air
laut. Areal yang dimanfaatkan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat
pengaruh langsung dari peristiwa pasang surut air laut. Air genangan yang
berupa air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat
masam dan akan dibuang pada saat air laut surut.
Referensi:
1. Sidabutar,
J. R. 2012. Perencanaan Pengelolaan Irigasi Tambak. Diakses dari
http://eprints.undip.ac .id pada tanggal 25 April 2013.
2. Direktorat
Pengairan dan Irigasi. 2010. Irigasi. Diakses dari http://www.bappenas.go.id
pada tanggal 25 April 2013.
3. Sugeng,
R. 2011. Teknik Irigasi. Diakses dari http://lecture.ub.ac.id pada tanggal 25
April 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar