Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan
rancangan percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan
menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung dengan F
table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis Nol
diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas hasil Uji F
tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol ditolak,
karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan), maka kesimpulan
harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut bertujuan untuk menguji
perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian, kecuali jika penelitian hanya
memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan Uji Lanjut.
Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan
antar perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan Ganda.
Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3 macam. Yaitu Uji Beda
Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dan Uji Berganda Duncan
(DMRT).
1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau
Least Significant Difference (LSD)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai
tengah perlakuan (ratarata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat
tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada
Table t.
Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
BNTα = tα/2 ,
dbs. Sy
=
tα/2 ,dbs
Langkah-langkah
pengujian adalah sebagi berikut :
a. Hitunglah
rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah
berbeda nyata (* atau **).
b. Urutlah
rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang
kecil atau sebaliknya).
c. Carilah
selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih
yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II,
rangking II dengan III, dst.
d. Bandingkan
selisih tersebut dengan nilai uji BNTα .
e. Jika
rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan
bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda
nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka.
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
f. Hasil
uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah
kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh
:
Diketahui
bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak puyuh pada suatu penelitian
adalah sebagai berikut :
A = 4.77
C = 4.97
B = 5.54
D = 5.66
Selisih
antara rataan perlakuan :
A - C = 0.20
C - B = 0.57
B - D = 0.12
Nilai
uji pembanding :
|
= tα/2 ,dbs
=
2.12 x
=
2.12 x 0.115
=
0.2436
Selisih
antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A – C= 0.20 < 0.2436 → A - C ns
B - D = 0.12 < 0.2436 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan
didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan
tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A
C B D atau Aa Ca Bb Db
Sehingga
dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLAKUAN
|
ULANGAN
|
TOTAL
|
RATAAN
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
A
0%
|
4.76
|
4.73
|
4.80
|
4.76
|
4.79
|
23.84
|
4.77a
|
B
5%
|
5.35
|
5.49
|
5.53
|
5.58
|
5.76
|
27.70
|
5.54b
|
C
10%
|
5.27
|
5.00
|
4.95
|
4.80
|
4.82
|
24.84
|
4.97a
|
D
15%
|
5.69
|
5.57
|
5.36
|
5.59
|
6.09
|
28.30
|
5.66b
|
|
|
|
|
|
|
104.68
|
20.96
|
Keterangan
: ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan
:
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan
pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan
C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P < 0,05).
2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
atau Honestly Significant Difference
(HSD)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai
tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat
tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai
pada Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :
BNJα = qα, p
, dbs. Sy
= qα/2 , dbs
Langkah-langkah
pengujian adalah sebagi berikut :
a. Hitunglah
rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah
berbeda nyata (* atau **).
b. Urutlah
rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang
kecil atau sebaliknya).
c. Carilah
selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih
yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II,
rangking II dengan III, dst.
d. Bandingkan
selisih tersebut dengan nilai uji BNJα .
e. Jika
rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan
bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda
nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka.
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
f. Hasil
uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah
kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh
:
Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari
ternak puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :
A= 4.77
C = 4.97
B = 5.54
D = 5.66
Selisih antara rataan perlakuan :
A - C = 0.20
C - B = 0.57
B - D = 0.12
Nilai
uji pembanding :
|
=
qα/2 , dbs
= 4.05 x
= 4.05 x 0.081
= 0.329
Selisih antara rataan
perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A
– C= 0.20 < 0.329 → A - Cns
C
– B = 0.57 > 0.329 → B - C*
B
- D = 0.12 < 0.329 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan
didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan
tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A
C B D atau Aa Ca Bb Db
Sehingga
dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLAKUAN
|
ULANGAN
|
TOTAL
|
RATAAN
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
A
0%
|
4.76
|
4.73
|
4.80
|
4.76
|
4.79
|
23.84
|
4.77a
|
B
5%
|
5.35
|
5.49
|
5.53
|
5.58
|
5.76
|
27.70
|
5.54b
|
C
10%
|
5.27
|
5.00
|
4.95
|
4.80
|
4.82
|
24.84
|
4.97a
|
D
15%
|
5.69
|
5.57
|
5.36
|
5.59
|
6.09
|
28.30
|
5.66b
|
|
|
|
|
|
|
104.68
|
20.96
|
Keterangan
: ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan
:
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan
pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan
C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P < 0,05).
3. Uji Berganda Duncan
atau Duncan Multiple Range Test (DMRT)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai
tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada.
Uji lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan
jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang
dibandingkan.
Langkah-langkah
pengujian adalah sebagi berikut :
a. Hitunglah
rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah
berbeda nyata (* atau **).
b. Urutlah
rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang
kecil atau sebaliknya).
c. Carilah
selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih
yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II,
rangking II dengan III, dst.
d. Bandingkan
selisih tersebut dengan nilai uji LSRα .
e. Nilai
LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q) dengan hasil
Sy.
f. Jika
rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan
bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda
nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka.
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
g. Hasil
uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah
kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh
:
Uji
lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT)
Rangking
dari rerata perlakuan
P2 = 95.93 P4 = 93.39 P3 =
92.19 P1 = 89.77
Nilai
Uji pembanding
Sy =
=
= 0.480
Tabel SSR dan LSR
|
Jumlah P
|
|||
2
|
3
|
4
|
||
SSR
|
0.05
|
3.00
|
3.15
|
3.23
|
0.01
|
4.13
|
4.34
|
4.45
|
|
LSR
|
0.05
|
1.44
|
1.51
|
1.55
|
0.01
|
1.98
|
2.08
|
2.14
|
Tabel
DMRT
PERLAKUAN
|
SELISIH
|
LSR
|
KETERANGAN
|
|
0.05
|
0.01
|
|||
P2
– P4
|
2.52
|
1.44
|
1.98
|
**
|
P2
– P3
|
3.72
|
1.51
|
2.08
|
**
|
P2
– P1
|
6.16
|
1.55
|
2.14
|
**
|
P4
– P3
|
1.20
|
1.44
|
1.98
|
ns
|
P4
– P1
|
3.62
|
1.51
|
2.08
|
**
|
P3
– P1
|
2.42
|
1.44
|
1.98
|
**
|
Keterangan
: ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01)
ns
Berbeda tidak nyata (P>0.01)
Hasil
Uji Lanjut DMRT = P2a , P4b , P3b, P1c
3 komentar:
Terimakasaih,.. Materi Blog anda sangat membantu saya
bagaimana cara menentukan uji lanjut apa yang harus kita gunakan?
terimakasih materinya..
Posting Komentar