BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU No. 45 Tahun 2009, ikan adalah segala jenis
organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam
lingkungan perairan. Pengertian ikan
meliputi Ikan bersirip (Pisces); Udang, rajungan, kepiting dan
sebangsanya (Crustacea); Kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan
sebangsanya. (Mollusca); Ubur-ubur dan sebangsanya (Coelenterata); Teripang,
bulu babi dan sebangsanya.(Echinodermata); Kodok dan sebangsanya (Amphibia); Buaya,
penyu, kura-kura, biawak, ular air dan sebangsanya (Reptilia); Paus,
lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya (Mammalia); Rumput laut dan
tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya dalam air (Algae); dan biota perairan
lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut diatas termasuk dalam
kategori ikan (Anonim, 2011).
Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat
tinggi, sedikitnya terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar. Untuk
menentukan berapa jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi
(Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adaah Teknik
Identifikasi. Dalam pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah
hal yang mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper,
kaca pembesar, mikroskup, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi,
pengenalan jenis, dan pustaka terkait (Haryono, 2009).
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan
berdasarkan metoda konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital
meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip
punggung, panjang sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan
sebagainya.
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya (Anonim, 2010).
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya (Anonim, 2010).
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal
ciri-ciri yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari
perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang
nampaknya sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang
kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern)
hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah
berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut.
Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari
spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea
lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).
Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan
urutan sebagai berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari
sub-kelas, ordo dan familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan
species, apabila dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir;
(3) Pencocokan atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber
literatur) lain yang diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan
deskripsi yang asli; dan (5) Pembandingan dengan tipe specimen yang ada
(Anonim, 2011).
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan praktikum adalah pengenalan dan pengelompokan
jenis ikan hias, ikan hidup secara alami, ikan budidaya serta identifikasi ikan
yang meliputi penghitungan data meristik dan data morfometrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Platy
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class :
Osteichtyes
Sub kelas : Achnoptyrygii
Ordo :
Cypinodonitifames
Family :
Poecilidae
Genus :
Xiphophorus
Spesies :
Xiphophorus maculates
Platy berada di
sungai-sungai di Amerika Tengah. Ikan ini mempunyai warna yang indah dan
beragam varietas. Varietas yang umum adalah Scerdtail, Highfin, Mickey mouse,
Tutedo dan Radweg. Ikan ini mudah dipelihara dan sangat lemah. Tara-rata ikan
ini berukuran 5 cm dan platy betina berukuran lebih besar dari pada yang jantan.
Platy ekor pedang (Xiphorus xiphidum) variasi warna-warna utama berupa merah
dan jingga ditemukan pada jenis highfin (Anonim, 2011).
2.2
Ikan Kembung
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas :
Condrichhyes
Ordo :
Scombriformes
Family : Scombridae
Genus :
Scomber
Species : Scomber canagorta
Ikan kembung (Scomber
canagorta) tergolong ikan pelagik yang menghendaki perairan yang
bersalinitas tinggi. Ikan kembung suka hidup secara bergerombol dan kebiasaan
makan adalah memakan plankton yang besar/kasar (Copepode atau Crustacea). Ikan
kembung (Scomber canagorta) memiliki rahang, tubuh bilateral simetris,
mulutnya terminal dan memiliki tutup insang. Ikan kembung juga memiliki linea
lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah (dirhinous),
bersisik dan tidak memiliki sunggut, ikan kembung juga memiliki satu buah sirip
punggung, dua buah sirip perut, pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak (Anonim, 2011).
2.3 Ikan Tongkol
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Euthynnus
Species : Euthynnus affinis
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Euthynnus
Species : Euthynnus affinis
Ikan Tongkol merupakan salah satu jenis ikan pelagis artinya
hidup dilapisan atas dari suatu perairan. Bentuk badanya memanjang yang kedua
ujungnya meruncing, mempunyai dua sirip punggung dan 7-8 finlet. Dari bentuk
ikan adanya dua sirip punggung dan banyaknya finlet ini menujukan ikan tongkol
termasuk jenis ikan perenang cepat. Di indonesia, ikan ini banyak membentuk
gerombolan-gerombolan besar terutama di perairan indonesia timur dan samudra
Indonesia. Termasuk ikan pelagis perenang cepat sehingga untuk menangkapnya
alat yang digunakan harus dioperasikan dengan kecepatan yang memadai (Anonim,
2011).
2.4 Ikan Mujair
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Orechromis mossambicus
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Orechromis mossambicus
Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar
garam (salinitas), sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan
pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan
menurun. Mujair juga sangat peridi.
Ikan ini mulai berbiak pada umur sekitar 3 bulan, dan setelah itu dapat berbiak
setiap 1½ bulan sekali. Setiap kalinya, puluhan butir telur yang telah dibuahi
akan ‘dierami’ dalam mulut induk betina, yang memerlukan waktu sekitar seminggu
hingga menetas. Hingga beberapa hari setelahnya pun mulut ini tetap menjadi
tempat perlindungan anak-anak ikan yang masih kecil, sampai anak-anak ini
disapih induknya (Anonim, 2011).
2.5 Ikan Bandeng
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
Ikan bandeng
memiliki nama latin Chanos chanos, merupakan ikan campuran antara air
asin dan air tawar atau payau. Ikan ini dapat hidup sampai ke pinggiran dan
tengah laut kemudian secara kontinyu akan kembali ke perairan dangkal atau tepi
pantai untuk bertelur. Ciri-ciri fisik ikan bandeng mempunyai penampilan yang
umumnya simetris dan berbadan ramping, dengan sirip ekor yang bercabang dua.
Seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang
berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian
penutup insang hingga ke ekor. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan
tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris (Anonim, 2011).
2.6 Ikan Sarden
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella sirin
Ikan yang berukuran kecil dan
ramping, panjang tubuh sekitar 15 cm atau kurang, namun ada pula yang dapat
mencapai lebih dari 20 cm. Lemuru biasanya hampir silindris, dengan tinggi
tubuh (body depth) sekitar 25% panjang standar. Tembang bertubuh lebih
lebar dan pipih, dengan tinggi tubuh sekitar 30% panjang standar. Sirip
punggung berukuran sedang, di tengah tubuh, kira-kira sejajar dengan sirip
perut. Sirip ekor berbagi dalam. Sisi bawah tubuh berlingir
(berlunas tajam). Lemuru dan tembang sering ditemukan berenang dalam
kelompok besar, dekat permukaan laut tidak jauh dari pantai (pesisir). Lemuru diketahui memangsa plankton (fitoplankton dan zooplankton),
terutama kopepoda.
Ikan-ikan ini dilengkapi dengan tapis insang (gill rakers, sisir insang) untuk menyaring
makanannya (Anonim, 2011).
2.7 Ikan Pari
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Subkelas : Elasmobranchii
Genus : Myliobatiformes
Famili : Dasyatidae
Kelas : Chondrichthyes
Subkelas : Elasmobranchii
Genus : Myliobatiformes
Famili : Dasyatidae
Genus : Himantura
Spesies : Himantura
varnak
Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas
Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan
bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari memiliki celah
insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar
menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian
tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor
seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di
bagian ventral dan dorsal Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri
penyengat sehingga disebut 'sting-rays', mata ikan pariumumnya terletak di
kepala bagian samping (Agustono, 2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2012 dengan
metode observasi atau pengamatan yang kemudian data yang didapatkan menjadi
sumber data dalam pembuatan laporan. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium
Biologi Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan dalam praktikum adalah :
1.
Ikan Platy;
2.
Ikan Kembung;
3.
Ikan Tongkol;
4.
Ikan Mujair;
5.
Ikan Bandeng;
6.
Ikan Sarden; dan
7.
Ikan Pari.
Alat yang digunakan dalam praktikum
adalah :
1.
Penggaris;
2.
Kertas millimeter;
3.
Kamera Digital;
4.
Alat Tulis;
5.
Timbangan Analog dan Digital;
6.
Nampan atau Baki;
7.
Kain Serbet; dan
8.
Tissue.
3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur
pelaksanaan praktikum ini adalah :
·
Diletakkan objek pengamatan di atas baki.
·
Diidentifikasi data meristik dan morfometrik
ikan yang menjadi objek praktikum. Data meristik meliputi data perhitungan:
jumlah jari-jari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip
dubur (A), dan sirip ekor (C). Sedangkan data morfometrik meliputi: pengukuran
panjang tubuh, yaitu panjang total, panjang baku, panjang fork, panjang kepala,
lebar badan, panjang sungut, dan panjang duri sirip.
·
Dicatat data meristik dan morfometrik yang telah
didapatkan.
·
Digambar ikan yang menjadi objek pengamatan.
·
Diambil foto ikan dengan menggunakan kamera
digital.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Data Morfometrik
Tabel 1. Data Morfometrik
Jenis Ikan
|
TL
|
FL
|
SL
|
HdL
|
BdH
|
Berat
|
Ikan
Platy
|
5,2 cm
|
4 cm
|
3,1 cm
|
0,8 cm
|
1,1 cm
|
0,65 gr
|
Ikan
Kembung
|
21,8 cm
|
19,4 cm
|
18,5 cm
|
4,9 cm
|
4,8 cm
|
110 gr
|
Ikan
Tongkol
|
23,8 cm
|
22,5 cm
|
21 cm
|
5,8 cm
|
4,5 cm
|
150 gr
|
Ikan
Mujair
|
25,3 cm
|
24,8 cm
|
21 cm
|
9,9 cm
|
6 cm
|
320 gr
|
Ikan
Bandeng
|
27 cm
|
22,5 cm
|
20 cm
|
4,5 cm
|
5 cm
|
180 gr
|
Ikan
Sarden
|
24,5 cm
|
22,5 cm
|
20,8 cm
|
5,5 cm
|
4,3 cm
|
130 gr
|
Ikan
Pari
|
47,5 cm
|
19 cm
|
17 cm
|
8,3 cm
|
24 cm
|
350 gr
|
Keterangan
:
TL : Total Length (Panjang Total).
FL : Fork Length (Panjang Fork).
SL : Standard Length (Panjang Baku).
HdL : Head Length (Panjang Kepala).
BdH : Body Hight (Lebar atau Tinggi Badan).
Berat : Bobot tubuh ikan.
b. Data Meristik
Tabel 2. Data Meristik
Jenis
Ikan
|
D
|
P
|
V
|
A
|
C
|
BM
|
MB
|
Ikan
Platy
|
15
|
9
|
4
|
4
|
27
|
0,1 cm
|
-
|
Ikan
Kembung
|
III. 4
|
IV. 10. 4
|
V. 10
|
II. 9
|
VII. 6. 16
|
3 cm
|
2
|
Ikan
Tongkol
|
VI. 8. 6
|
II. 16
|
II. 8. 6
|
II. 9
|
XII. 8. 6
|
2 cm
|
-
|
Ikan
Mujair
|
XVII. 12
|
II. 22
|
II. 7
|
II. 11
|
14
|
2,5 cm
|
2
|
Ikan
Bandeng
|
13
|
15
|
11
|
7
|
28
|
1,7 cm
|
-
|
Ikan
Sarden
|
D1. IX
D2. 10. 5
|
8. 7
|
2. 3
|
6. 9
|
16
|
3,5 cm
|
2
|
Ikan
Pari
|
VII
|
110
|
-
|
-
|
20
|
1,5 cm
|
6
|
Keterangan:
D : Dorsal Fin (Sirip Punggung).
P : Pectoral Fin (Sirip Dada).
V : Ventral Fin (Sirip Perut).
A : Anal Fin (Sirip Dubur).
C : Caudal Fin (Sirip Ekor).
BM : Bukaan Mulut.
MB : Mata Bajak.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pada
tabel, ikan Platy memiliki data meristik yaitu pada sirip punggung terdapat 15
jari-jari lemah, sirip dada terdapat 9 jari-jari lemah, sirip perut terdapat 4
jari-jari lemah, sirip anus terdapat 4 jari-jari lemah, sirip ekor terdapat 27
jari-jari lemah dan jumlah sisik pada linear lateralis 31. Sedangkan data
morfometrik ikan Platy, yaitu panjang total 5,2 cm, panjang fork 4 cm, panjang
baku 3,1 cm, panjang kepala o,8 cm, lebar badan 1,1 cm, dan berat 0,65 gram.
Berdasarkan data pada
tabel, ikan Kembung memiliki data meristik yaitu pada sirip punggung terdapat 3
jari-jari keras dan 4 jari-jari lemah mengeras, sirip dada terdapat 4 jari-jari
keras, 10 jari-jari lemah mengeras dan 4 jari-jari lemah, sirip perut terdapat
5 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah mengeras, sirip anus terdapat 2
jari-jari keras dan 9 jari-jari lemah mengeras, sirip ekor terdapat 7 jari-jari
keras, 6 jari-jari lemah mengeras dan 16 jari-jari lemah, 2 buah mata bajak dan
jumlah sisik pada linear lateralis 41. Sedangkan data morfometrik ikan Kembung,
yaitu panjang total 21,8 cm, panjang fork 19,4 cm, panjang baku 18,5 cm,
panjang kepala 4,9 cm, lebar badan 4,8 cm, dan berat 110 gram.
Berdasarkan data pada
tabel, ikan Tongkol memiliki data meristik yaitu pada sirip punggung terdapat 9
jari-jari keras dan 4 jari-jari lemah mengeras dan 6 jari-jari lemah, sirip
dada terdapat 18 jari-jari lemah mengeras, dan 16 jari-jari lemah, sirip perut
terdapat 2 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah mengeras, sirip anus terdapat
1 jari-jari keras, 15 jari-jari lemah mengeras dan 6 jari-jari lemah, sirip
ekor terdapat 12 jari-jari keras, 8 jari-jari lemah mengeras dan 14 jari-jari
lemah, 2 buah mata bajak dan jumlah sisik pada linear lateralis 65. Sedangkan
data morfometrik ikan Tongkol, yaitu panjang total 23,8 cm, panjang fork 22,5
cm, panjang baku 21 cm, panjang kepala 5,8 cm, lebar badan 4,5 cm, dan berat 150
gram.
Berdasarkan data pada
tabel, ikan Mujair memiliki data meristik yaitu pada sirip punggung terdapat 17
jari-jari keras dan 12 jari-jari lemah mengeras, sirip dada terdapat 2
jari-jari keras, dan 22 jari-jari lemah mengeras, sirip perut terdapat 2
jari-jari keras dan 7 jari-jari lemah mengeras, sirip anus terdapat 2 jari-jari
keras dan 11 jari-jari lemah mengeras, sirip ekor terdapat 14 jari-jari lemah
mengeras dan 6 jari-jari lemah, 2 buah mata bajak dan jumlah sisik pada linear
lateralis 52. Sedangkan data morfometrik ikan Mujair, yaitu panjang total 25,3
cm, panjang fork 24,8 cm, panjang baku 24 cm, panjang kepala 10 cm, lebar badan
6 cm, dan berat 320 gram.
Berdasarkan data pada
tabel, ikan Bandeng memiliki data meristik yaitu pada sirip punggung terdapat
13 jari-jari lemah, sirip dada terdapat 15 jari-jari lemah, sirip perut
terdapat 11 jari-jari lemah, sirip anus terdapat 7 jari-jari lemah, sirip ekor
terdapat 28 jari-jari lemah dan jumlah sisik pada linear lateralis 80. Sedangkan
data morfometrik ikan Bandeng, yaitu panjang total 27 cm, panjang fork 22,5 cm,
panjang baku 20 cm, panjang kepala 4,5 cm, lebar badan 5 cm, dan berat 180
gram.
Berdasarkan data pada
tabel, ikan Sarden memiliki data meristik yaitu pada sirip punggung pertama
terdapat 9 jari-jari keras dan sirip punggung kedua terdapat 10 jari-jari lemah
mengeras dan 5 jari-jari lemah, sirip dada terdapat 8 jari-jari lemah mengeras,
dan 7 jari-jari lemah, sirip perut terdapat 2 jari-jari lemah mengerah dan 3
jari-jari lemah, sirip anus terdapat 6 jari-jari lemah mengeras dan 9 jari-jari
lemah, sirip ekor terdapat 16 jari-jari lemah dan jumlah sisik pada linear
lateralis 160. Sedangkan data morfometrik ikan Sarden, yaitu panjang total 24,5
cm, panjang fork 22,5 cm, panjang baku 20,8 cm, panjang kepala 5,5 cm, lebar
badan 4,3 cm, dan berat 130 gram.
Berdasarkan data pada
tabel, ikan Pari memiliki data meristik yaitu pada sirip punggung terdapat 7
jari-jari keras, sirip dada terdapat 110 jari-jari lemah, sirip ekor terdapat
20 jari-jari lemah dan 6 mata bajak. Sedangkan data morfometrik ikan Pari,
yaitu panjang total 47,5 cm, panjang fork 19 cm, panjang baku 17 cm, panjang
kepala 8,3 cm, lebar badan 24 cm, dan berat 350 gram.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari data yang tertera
di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
- Dalam proses identifikasi membutuhkan data meristik dan data morfometrik.
- Data meristik berupa jumlah jari-jari sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor.
- Data morfometrik berupa panjang total, panjang fork, panjang baku, panjang kepala, dan lebar badan.
- Setiap jenis ikan memiliki karakteristik meristik dan morfometrik yang berbeda sehingga dalam pengamatan didapatkan data yang berbeda antara spesies yang berbeda.
5.2
Saran
Dalam rangka perbaikan
praktikum selanjutnya, maka terdapat beberapa saran :
- Sebelum praktikum berlangsung diharapkan kepada praktikan harus sudah mengetahui prosedur praktikum sehingga tidak terjadi kebingungan.
- Pembuatan standarisasi penulisan data hasil praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustono, P. 2008. Jenis-Jenis Ikan Pari Dari Marga Himantura.
Warta Oseanografi; Volume XXII No. 04.
Anonim,
2010. Ikhtiolgi Ikan. http://iktiologi-indonesia.org
[23 Maret 2012].
Anonim.
2011. Defenisi Ikan. http://www.inaheart.or.id [22 Maret 2012].
Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit LIPI
Press. Jakarta.
Taufik, 2011. Teknik Identifikasi spesies Ikan. http://www.bpppbanyuwangi.com [
22 Maret 2012].